TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akhirnya memutuskan melanjutkan kembali Program Kartu Prakerja di 2021. Sebanyak Rp 10 triliun anggaran disiapkan untuk program tersebut di semester I tahun ini.
Rencananya, program yang merupakan salah satu janji kampanye Presiden Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden 2019 itu bakal dinikmati oleh 2,7 juta orang pada paruh pertama tahun ini. Program tersebut pun merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional sektor perlindungan sosial.
"Kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan program ini, mengambil berbagai pelatihan keterampilan kerja dan kewirausahaan yang dapat menjadi bekal hidup selama dan pasca pandemi,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Selasa, 23 Februari 2021.
Menurut dia, program Kartu Prakerja dilanjutkan setelah melihat capaian-capaian di 2020. Tahun lalu, Kartu Prakerja tersalurkan kepada 5,5 juta penerima dari 11 gelombang pendaftaran.
Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 12 Dibuka, Hati-hati Situs Palsu Beredar
Selain capaian tersebut, Airlangga mengklaim Program Kartu Prakerja juga baik dari sisi outcome. "Hasil survei BPS tahun 2020, menunjukkan bahwa 88,9 persen penerima Prakerja menyatakan keterampilan kerjanya meningkat dan 81,2 persen menyatakan insentif yang diterima dipakai untuk membeli kebutuhan sehari-hari," ujar dia.
Di samping itu, ia menilai program Kartu Prakerja juga mendorong kebekerjaan dan kewirausahaan. Pasalnya, dilihat dari hasil Survei Evaluasi yang dilakukan oleh PMO kepada jutaan penerima Prakerja bahwa sebanyak 35 persen penerima yang awalnya menganggur, pada saat dilakukan survei evaluasi mengatakan telah bekerja atau berwirausaha.
Seperti tahun lalu, skema program tersebut pada tahun ini masih sama, yaitu pemberian bantuan pelatihan sebesar Rp 1 juta per orang, dana insentif pasca pelatihan sebesar Rp 2,4 juta yang diberikan sebesar Rp 600 ribu selama empat bulan, serta dana insentif pengisian tiga survei evaluasi sebesar Rp 150 ribu yang dibayarkan sebesar Rp 50 ribu setiap survei.